Limbah Adalah Jurnal

Kategori Limbah Berdasarkan Berbagai Sisi

Tidak hanya berdasarkan karakteristiknya, limbah juga bisa dibedakan dari jenisnya.

Umumnya ada beberapa kategori pembeda dari limbah.

Pertama dari mana limbah tersebut dihasilkan atau bersumber dan selanjutnya adalah senyawa atau kandungan yang ada pada dalam limbah.

Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkapnya.

Limbah Berdasarkan Sumbernya

Jika dilihat berdasarkan sumbernya maka ada lima jenis limbah yang utama.

Yaitu limbah domestik, limbah industri, limbah dari pertanian, limbah dari kegiatan wisata, limbah dari dunia medis atau yang disebut juga limbah medis.

Untuk itu berikut ini adalah ulasan dari limbah-limbah tersebut.

Seperti namanya, limbah domestik adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari.

Lebih tepatnya adalh limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga.

Limbah domestik paling banyak dihasilkan pada kegiatan massal seperti kegiatan jual beli di pasar.

Bisa juga dihasilkan dari kegiatan memasak di dapur atau buang air dan sebagainya.

Seperti namanya pula, limbah industri dihasilkan dari kegiatan industri.

Kegiatan industri ini bisa meliputi bidang yang sangat luas.

Mulai dari limbah makanan yang dihasilkan oleh bisnis restoran, limbah asap yang dihasilkan oleh pabrik-pabrik dan bentuk-bentuk limbah yang lain.

Limbah ini merupakan hasil buangan dari proses industri yang berlangsung.

Limbah pertanian adalah limbah yang berasal dari daerah yang aktivitas utamanya adalah pertanian.

Tidak hanya kegiatan pertanian, limbah pertanian juga bisa dihasilkan dari kegiatan perkebunan.

Limbah ini biasanya memiliki jenis limbah organik karena umumnya mudah terurai.

Limbah Pertambangan adalah limbah yang berasal dari daerah yang aktivitas utamanya adalah pertambangan.

Biasanya limbah dari aktivitas tambang ini memiliki senyawa kimia dan karakteristik kimiawi yang tinggi.

Sehingga jika tidak diolah dengan baik beresiko untuk merusak lingkungan sekitar.

Limbah wisata adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan wisata atau mobilitas masyarakat.

Hal ini termasuk limbah asap dari sarana transportasi.

Limbah minyak dari perahu atau kapal yang digunakan dalam pengelolaan wisata bahari dan segala sesuatunya.

Sama seperti limbah pertambangan, biasanya limbah medis memiliki senyawa dan karakteristik kimiawi yang tinggi.

Pada umumnya adalah sisa dari pembuatan obat-obatan atau zat kimia yang digunakan dalam pengobatan.

Tentu saja, limbah ini harus memiliki pengelolaan yang baik.

Diperlukan sebuah Instalasi Pengolahan Air Limbah Medis Seperti Halnya Instalasi Pengolahan limbah rumah sakit maupun untuk yang lebih kecil ipal medis puskesmas

Karakteristik dari Limbah

Secara umum yang dikatakan limbah harus memiliki karakteristik  ukuran yang mencapai mikro, sifatnya yang dinamis, memiliki penyebaran dengan dampak luas dan berjangka panjang.

Namun ada karakteristik lain dari limbah jika dilihat dari unsur fisik, kimia, dan biologinya.

Untuk unsur fisik dilihat dari bentuknya seperti kepadatan, baunya, suhu, dan warna limbah sendiri.

Sedangkan untuk unsur kimia tentunya dilihat dari berdasarkan kandungan bersifat kimiawi yang ada pada limbah.

Untuk unsur biologi sendiri dinilai dari seberapa besarnya pengaruh limbah pada kualitas air.

Terutama pada kualitas air sebagai air minum dan air bersih.

Dari karakteristik yang ada limbah ini, limbah dipisahkan menjadi beberapa jenis dan beberapa kategori.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis dan kategori limbah.

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)

B3 adalah singkatan dari Bahan Berbahaya dan Beracun dan memang seperti namanya.

Limbah jenis ini bisa sangat berbahaya. Baik bagi lingkungan, kesehatan makhluk hidup, sampai keberlangsungan lingkungan.

Limbah B3 biasanya memiliki kandungan zat kimia yang tinggi yang bersifat merusak.

Karena sifat-sifat berbahaya inilah dalam pengelolaannya limbah B3 memerlukan pengelolaan dan penangan yang khusus.

Beberapa limbah B3 bahkan memiliki sifat mudah meledak, korosif atau dapat merusak besi, kausatif atau dapat merusak kulit, meracuni tanah dan air, dan berbagai sifat berbahaya lainnya.

Senyawa yang biasanya dikandung oleh limbah B3 biasanya merupakan senyawa logam berat seperti Cr, Cd, Fe, Pb, Al, dan senyawa lainnya.

Ada pula senyawa kimia seperti sianida, fenol, sulfida, dan bahan berbahaya lainnya.

Dari penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa adanya limbah organik dan anorganik adalah penggolongan limbah berdasarkan senyawanya.

Kedua limbah tersebut juga bisa dibedakan melalui karakteristik dan sumbernya.

Di mana limbah organik biasanya dihasilkan oleh kegiatan yang lebih domestik.

Memiliki karakteristik yang mudah terurai karena mengandung kandungan biologis tinggi.

Sedangkan untuk limbah anorganik cenderung dihasilkan oleh kegiatan hasil industri.

Memiliki karakteristik yang tidak bisa bahkan sulit untuk diuraikan.

Namun selalu ada solusi untuk mencegah limbah-limbah ini untuk mencemari lingkungan.

Utamanya adalah dengan sistem pengelolaan limbah yang baik.

Terutama pada industri yang menghasilkan jenis limbah seperti B3.

Harus memiliki protokol pengelolaan limbah yang memadai.

Dengan pengelolaan yang memadai kegiatan produksi dan masyarakat bisa berlangsung tanpa menimbulkan dampak merusak lingkungan

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Kategori Limbah Berdasarkan Komposisi atau Senyawanya

Adanya limbah organik dan anorganik adalah penggolongan limbah berdasarkan senyawanya.

Selain organik dan anorganik jika dikelompokkan berdasarkan senyawanya ada juga golongan limbah B3.

Berikut ini adalah ulasan mengenai ketiga jenis limbah tersebut.

Secara sederhana limba organik adalah limbah yang mengandung material yang dapat diuraikan kembali.

Limbah ini mudah membusuk dan dipengaruhi oleh bakteri pengurai biasanya berasal dari alam maupun tumbuh-tumbuhan.

Contoh limbah organik sendiri seperti daun-daun, limbah dari memasak seperti kulit telur, kulit bawang, dan sisa makanan, kotoran hewan.

Sisa makanan dan sisa dari kegiatan organik lainnya.

Limbah Anorganik bisa disebut sebagai kebalikan dari limbah organik.

Jika limbah organik tersusun dari material yang dapat diuraikan.

Maka limbah anorganik disusun dari material yang sulit diuraikan bahkan tidak bisa terurai sama sekali.

Limbah anorganik sulit bahkan tidak bisa dipengaruhi sama sekali oleh bakteri pengurai.

Limbah anorganik inilah yang biasanya menghasilkan dampak buruk pada lingkungan secara luas.

Contoh dari limbah anorganik sendiri adalah limbah pabrik yang mengandung zat kimia tinggi, limbah asap, sisa kain dari industri tekstil, sampah botol plastik yang tidak didaur ulang kembali, kemasan sachet yang dibuang sembarangan.

Sampai sampah industrial yang berbentuk logam dan padatan.

Adanya Limbah Organik dan Anorganik Adalah Penggolongan Limbah Berdasarkan

Limbah bisa diartikan sebagai bahan sisa dari pembuangan yang sudah tidak bisa dipakai atau diolah kembali.

Limbah menjadi hasil sisa produksi baik dari alam maupun aktivitas manusia di Bumi ini.

Jika tidak dikelola dengan baik, limbah menimbulkan resiko akan mencemari manusia dan mempengaruhi kehidupan manusia secara luas.

Berikut ini adalah karakteristik limbah secara keseluruhan.

Alnahas, F., Yeboah, P., Fliedel, L., Abdin, A.Y. & Alhareth, K., 2020, Expired medication: Societal, regulatory and ethical aspects of a wasted opportunity, International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(3).

Azzahra, L. & Saptarini, N.M., 2021, ‘Pharmaceutical Industrial Waste Regulation in Five Countries in Asia’, Indonesian Journal of Pharmaceutics, 3(1), 9.

Bansod, H.S. & Deshmukh, P., 2023, ‘Biomedical Waste Management and Its Importance: A Systematic Review’, Cureus.

Bungau, S., Tit, D.M., Fodor, K., Cioca, G., Agop, M., Iovan, C., Cseppento, D.C.N., Bumbu, A. & Bustea, C., 2018, ‘Aspects regarding the pharmaceutical waste management in Romania’, Sustainability (Switzerland), 10(8).

Crisnaningtyas, F. & Vistanty, H., 2016, ‘Pengolahan Limbah Cair Industri Farmasi Formulasi dengan Metode Anaerob-Aerob dan Anaerob-Koagulasi’, Jurnal Riset Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri, 7(1), 13–22.

Sharma, H.B., Vanapalli, K.R., Cheela, V.S., Ranjan, V.P., Jaglan, A.K., Dubey, B., Goel, S. & Bhattacharya, J., 2020, ‘Challenges, opportunities, and innovations for effective solid waste management during and post COVID-19 pandemic’, Resources, Conservation and Recycling, 162.

Shukla, T., Bajaj, R., Khanna, S., Prakash Pandey, S., Dubey, R. & Upmanyu, N., 2017, ‘Role of Pharmacist in Pharmaceutical Waste Management’, World Journal of Environmental Biosciences, 6(2), 1–13.

Soewanko, V.F., 2018, LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI DI PT INDOFARMA (PERSERO) TBK, Surabaya.

Tóth, A.J., Fózer, D., Mizsey, P., Varbanov, P.S. & Klemeš, J.J., 2022, Physicochemical methods for process wastewater treatment: Powerful tools for circular economy in the chemical industry, Reviews in Chemical Engineering.

Vasudha, V. & Laiju, A.R., 2024, A Sustainable Approach Towards Wastewater Treatment in Pharmaceutical Industry: A Review, IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, vol. 1326, Institute of Physics.

Vindrola-Padros, C. & Johnson, G.A., 2020, Rapid Techniques in Qualitative Research: A Critical Review of the Literature, Qualitative Health Research, 30(10), 1596–1604.

Amarsidi Engineering. (2003). Final Report Rencana Tindak Revitalisasi Permukiman Nagari Sungai Sariak Kec. Vii Koto Kabupaten Padang Pariaman, Pt. Amarsidi Engineering Consultant, Padang, 2003, Hal. Ii-3.

Ananda. (2022). Eknomi. Pengertian Ekonomi Kreatif: Ciri-Ciri, Jenis, dan Manfaatnya Bagi Negara Indonesia. https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-ekonomi-kreatif/

Dahlianah, I. (2015). Pemanfaatan Sampah Organik Sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos Dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman Dantanah. Klorofil, 10–13.

Djuwendah, E. (2005). Keragaan Sosial Ekonomi Usaha Daur Ulang dan Pengomposan Sampah di Kotamadya Bandung. Dalam Jurnal Sosiohumaniora, 7(3), 248–263.

Jamilah, Ahmad, R., & Ernita, M. (2020). Application of Chromolaena odorata Liquid Fertilizer and Potassium in Reducing Grain Voidness and Improving Yield of Black Madras Purple Rice. Agronida, 6(1), 55–63.

Jamilah, Fadhila, R., & Mulyani, S. (2017). Farm analysis of rice crop trimmed periodically in the tropical wet. International Conerence on Social, Humanities and Government Science, 1(1), 631. https://doi.org/10.1016/S0969-4765(04)00066-9

Jamilah, & Juniarti. (2017). Chromolaena odorata Compost Affected Soil Chemical and Rice Crop (Oryza sativa L.). Agrotechnology, 06(01), 1–6. https://doi.org/10.4172/2168-9881.1000155

Jamilah, & Novita, E. (2016). Pengaruh Pupuk Organik Cair Crocober Terhadap Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.). Ipteks Terapan, 2(8), 67–73. Retrieved from http://ejournal.kopertis10.or.id/index.php/jit/article/view/340-1532/121

Jamilah, Soleh, R., & Herman, W. (2017). Respon Tanaman Padi ( Oryza sativa L .) Kabir 07 Ter hadap Pupuk Or ganik Cair Cr ocober Plus Khusus Kota Padang dengan Iklim Af. Jurnal Solum, 07(1), 18–27.

Kab. Padang Pariaman. (2020). Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pembentukan 43 ( Empat Puluh Tiga) Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Padang Pariaman". Jdih Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman. 2013. Diakses Tanggal 11 Agustus 2020.

Lazada. Co.id. (2022). Kompos media Tanam. Eco-enzim serba guna, dan sabun eco-enzim, (https://www.lazada.co.id/ products/kompos-murni-pupuk-kandang-media-tanam-1kg-pg-kdr-i6264016192-s11894222945.html?spm=a2o4j.searchlist.list.13. 710e4a3c44 HYAi&search =1&freeshipping=1)

McCauley, A., Jones, C., & Jacobsen, J. (2009). Plant Nutrient Functions and Deficiency and Toxicity Symptoms. In Mutrient Management Module No,9 (pp. 1–16). Montana: Montana State University.

Mastika, A. (2022). Membuat Sabun Berbahan Dasar Eco Enzym. RRI Singaraja. https://rri.co.id/singaraja/gaya-hidup/kesehatan/1321809/membuat-sabun-berbahan-dasar-eco-enzym

Notohadiprawiro, T., Soekodarmodjo, S., & Sukana, E. (1984). Pengelolaan kesuburan tanah dan peningkatan efisiensi pemupukan. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Tengah, 1–19.

Nusantara, E. (2021). Modul Belajar Pembuatan Eco-Enzim. Eco-Enzim Nusantara, 2, 1–68.

Pandey, R., Krishnapriya, V., & Bindraban, P. S. (2013). Biochemical Nutrient Pathways in Plants Applied as Foliar Spray : Phosphorus and Iron Biochemical Nutrient Pathways in Plants Applied as Foliar Spray : Phosphorus and Iron. (November).

Saibah, B. R. A. M., Marlina, W. A., Faisal, R. F., Agestayani, A., Erizal, E., Susiana, S., Jauharry, J. (2018). Pengelolaan Dan Pengolahan Sampah Pada Masyarakat Sekitar Kampus 2 Unand, Payakumbuh. Jurnal Hilirisasi IPTEKS, 1(4b), 274–284. https://doi.org/10.25077/hilirisasi.1.4b.274-284.2018

Vanya Karunia Mulia Putri. (2021). Ekonomi Kreatif : Pengertian, Ciri-Ciri, Faktor Pendorong,Perkembangan.Kompas.com.. https://www.kompas.com/ skola/ read/ 2021/04/19/130652969/ekonomi-kreatif-pengertian-ciri-ciri-faktor-pendorong-perkembangan.

We think you have liked this presentation. If you wish to download it, please recommend it to your friends in any social system. Share buttons are a little bit lower. Thank you!

Kita pasti sering mendengar mengenai jenis-jenis limbah yang paling umum ditemukan adalah jenis limbah organik dan anorganik. Namun tidak semua orang mengetahui apa perbedaan antara kedua jenis limbah tersebut. Sekaligus adanya limbah organik dan anorganik adalah penggolongan limbah berdasarkan apa. Sebelum membahas kedua jenis limbah ini lebih jauh, ada baiknya untuk mengetahui mengenai pengertian limbah itu sendiri.